A.
Pengertian Manusia
Manusia
memegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari banyak segi. Menurut ilmu
kimia, manusia dipandang sebagai kumpulan dari partakel-partikel atom yang
membentuk jaringan-jaringan system yang dimiliki oleh manusia. Menurut ilmu
Fisika, manusia merupakan kumpulan dari berbagai system fisik yang saling
terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari energy. Menurut ilmu
biologi, manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong dalam golongan
makhluk mamalia. Dalam ilmu ekonomi, manusia merupaka makhluk yang ingin
memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkn setiap kegiatan, atau sering
disebut dengan homo econimicus. Dan masih banyak lagi definisi-definisi manusia
dari berbagai macam ilmu.
Manusia
memiliki kelebihan diantara ciptaan Tuhan lainnya yaitu terletak pada akal
budi, yakni sebagai potensi dalam diri manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk
lainnya.Namun ada juga manusia manusia yang dungu yaitu orang orang yang suka
membuat bid’ah. Bisa dikatakan manusia merupakan orang yang bodoh. Dan ada juga
manusia yang memiliki tabiat kasar, memiliki kecenderungan yang menyimpang, dan
dingin dengan tingkah laku.
Di dunia ini
terdapat banyak ragam sifat, sikap dan prilaku dari manusia. Tidak semua
manusia sama. Tidak semua manusia bisa memanfaatkan akal budinya untuk
kebaikan. Tidak semua manusia di dunia ini jenius dan cerdik dalam meniti
perjalanan hidup mereka dengan penuh kegigihan, karena mereka sadar akan
kekurangan mereka masing-masing.
Kehidupan yang
telah diberikan oleh Tuhan adalah anugerah bagi manusia. Manusia tidak berkuasa
atas datangnya hal yang tidak diinginkan tetapi diberi oleh Tuhan, tetapi
manusia berhak menentukan bagaimana cara menghadapi hal yang tidak diinginkan
itu. Manusia diberi akal, maka manusia memiliki kekuatan yang hebat
dibandingkan makhluk ciptaan Tuhan lainnya, dengan perpaduan iman, usaha, dan
doa, serta kepasrahan yang kuat, manusia dapat menjalani kehidupannya dengan
kesungguhan dan kegigihan. Manusia merupakan makhluk social yang tidak pernah
lepas dari ketergantungan pada makhluk dan situasi di lingkuannya. Maka dari
itu, interaksi antar sesame manusia sangat diperlukan.
B. HAKEKAT MANUSIA
a. Makhluk ciptaan tuhan yang terdiri dari
tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh
Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya
konkrit tetapi tidak abadi. Jika manusia itu meninggal, tubuhnya hancur dan
lenyap. Jiwa terdapat di dalam tubuh,tidak dapat dilihat, tidak dapat dirasa,
sifatnya abstrak tetapi abadi. Jika manusia meninggal jiwa akan terlepas dan
akan kembali ke asalnya yaitu Tuhan, dan jiwa tidak mengalami kehancuran. Jiwa
adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber
kehidupan.
b. Mahkluk ciptaan Tuhan yang paling
sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya
Kesempurnaan terletak pada adab dan kebudayaannya, karena manusia
dilengkapi oleh akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat di dalam jiwa
manusia. Dengan akal manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Adanya nilai baik dan buruk, mengharuskan manusia mampu mempertimbangkan,
menilai dan berkehendak menciptakan kebenaran, keindahan, dan kebaikan atau sebaliknya. Selanjutnya, dengan
adanya perasaan, manusia mampu menciptakan kesenian. Daya rasa dalam diri
manusia itu ada dua macam, yaitu perasaan indrawi dan perasaan rohani. Perasaan
indrawi adalah rangsangan jasmani melalui pancaindra, tingkatnya rendah dan
terdapat pada manusia atau binatang. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang
terdapat pada manusia, misalnya:
· Perasaan intelektual
· Perasaan estesis
· Perasaan etis
· Perasaan social
· Perasaan diri
· Perasaan religious
c. Makhluk biokultural, yaitu makhluk
hayati yang budayawi
Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi factor
factor hayati dan budayawi. Sebagai
makhluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi-segi anatomi, fisiologi atau
faal, biokimia, psikobiologi, patologi, genetika, biodemografi, evolusi
biologisnya, dan sebagainya. Sebagai makhluk budayawi manusia dapat dipelajari
dari segi-segi kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi social, kesenian,
ekonomi, perkakas, bahasa, dan sebagainya.
d. Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan
lingkungan , mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan
berkarya.
Hidup manusia mempunyai tiga taraf, yaitu estetis, etis, dan religius.
Dengan kehidupan estetis manusia mampu menangkap dunia sekitarnya sebagai dunia
yang mengagumkan dan mengungkapkan kembali karya dalam lukisan, tarian,
nyanyian yang indah. Dengan etis , manusia meningkatkan kehidupan estetis ke
dalam tingkatan manusiawi dalam bentuk bentuk keputusan bebas dan
dipertanggungjawabkan. Dengan kehidupan religious, manusia menghayati
pertemuannya dengan Tuhan.
Semakin dekat seseorang dengan Tuhan, semakin dekat pula ia menuju
kesempurnaan dan semakin jauh ia dilepaskan dari rasa kekhawatiran. Semakin
mendalam penghayatan terhadap Tuhan semakin bermakna pula kehidupannya.
C. KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR
Ilmu psikologi yang memang berasal dan timbul dalam masyarakat Barat,
dimana konsep konsep dan teori teori mengenai aneka warna isi jiwa, serta
metode metode dan alat alat untuk menganalisis dan mengukur secara detail
variasi nisi jiwa , serta metode metode dan alat alat untuk menganalisis dan
mengukur secara detail variasi isi jiwa individu itu.
Sampai sekarang ilmu psikologi di Negara Barat itu terutama mengembangkan
konsep dan teori mengenai aneka warna isi jiwa. Untuk mengindari pendekatan
terhadaap jiwa manusia itu, hanya sebagai objek yang terkandung dalam batas
individu yang terisolaso, maka Hsu telah mengembangkan suatu konsepsi, bahwa
dalam jiwa manusia sebagai makhluk
social budaya itu mengandung delapan daerah yang seolah olah seperti
lingkaran konsentris sekitar diri
pribadi.
Nomer 7 dan nomer 6 disebut daerah tak sadar dan sub sadar. Kedua
lingkaran itu berada di daerah pedalaman diri alam jiwa individu dan terdiri
dari bahan pikiran dan gagasan yang telah terdesak kedalam, sehingga tidak
disadari lagi oleh individu yang bersangkutan.
Nomer 5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan. Lingkatan itu terdiri
dari beberapa pikiran dan gagasan yang disadari oleh individu itu sendiri,
tetapi disimpannya saja di dalam alam jiwanya sendiri dan tidak dinyatakan
kepada siapapun juga dalam lingkungannya.
Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan. Lingkaran ini di dalam alam
jiwanya mengandung beberapa pikiran, gagasan, dan perasaan yang dapat
dinyatakan secara terbuka oleh si individu ke sesamanya.
Nomer 3 disebut lingkaran karib. Lingkaran di dalam alam jiwanya ini
mengandung konsepsi rang-orang, binatang-binatang, atau benda-benda yang oleh
si individu diajak bergaul secara mesra dan karib, yang bisa dipakai sebagai
tempat berlindung dan tempat mencurahkan isi hati apabila ia sedang terkena
tekanan batin atau dikejar-kejar oleh kesedihan/masalah-masalah hidup yang
menyulitkan.
Nomor 2 disebut lingkaran hubungan berguna, tidak lagi ditandai oleh
sikap sayang dan mesra, melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan dari orang,
binatang, atau benda-benda itu bagi dirinya.
Nomer 1 disebut lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran dan sikap
dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda-benda, alat-alat, pengetahuan
dan adat yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri, tetapi yang jarang
sekali mempunyai arti dan pengaruh langsung terhadap kehidupan sehari-hari.
Nomor 0 disebut lingkaran luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan
angapan-anggapan yang hamper sama dengan pikiran yang terletak dalam lingkungan
nomor 1, hanya bedanya terdiri dari pikirian dan anggapan tentang orang dan hal
yang terletak di luar masyarakat, dan ditanggapi oleh individu bersangkutan dengan
sikap masa bodoh.
D.
PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Secara
etimologis kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta “budhayah”, yaitu bentuk
jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Sedangkan ahli antropologi yang
memberikan definisi tentang kebudayaan secara sistematis dan ilmiah adalah E.B.
Tylor dalam buku yang berjudul “Primitive Culture”, bahwa kebudayaan adalah
keseluruhan kompleks yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan lain, serta
kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat.
Pada sisi yang
agak berbeda, Koentjaraningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan
manusia dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan yang
harus didapatkanya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan
masyarakat. Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia
untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam
kehidupanan masyarakat.
Secara lebih jelas dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Kebudayaan adalah segala sesuatu yang
dilakukan dan dihasilkan manusia, yang meliputi:
a. Kebudayaan materiil (bersifat
jasmaniah), yang meliputi benda-benda ciptaan manusia, misalnya kendaraan, alat
rumah tangga, dan lain-lain.
b. Kebudayaan non-materiil (bersifat
rohaniah), yaitu semua hal yang tidak dapat dilihat dan diraba, misalnya agama,
bahasa, ilmu pengetahuan, dan sebagainya.
2. Kebudayaan itu tidak diwariskan secara
generatif (biologis), melainkan hanya mungkin diperoleh dengan cara belajar.
3. Kebudayaan diperoleh manusia sebagai anggota
masyarakat. Tanpa masyarakat kemungkinannya sangat kecil untuk membentuk kebudayaan.
Sebaliknya, tanpa kebudayaan tidak mungkin manusia (secara individual maupun
kelompok) dapat mempertahankan kehidupannya. Jadi, kebudayaan adalah hampir
semua tindakan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
E. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Setiap
masyarakat memiliki kebudayaan. Kebudayaan setiap masyarakat berbeda-beda.
Namun, ada unsur-unsur pokok kebudayaan yang secara umum dimiliki oleh setiap
masyarakat. Unsur yang dimaksud sering disebut unsur-unsur kebudayaan universal
(cultural universals).
Beberapa ahli
telah merumuskan unsur-unsur kebudayaan pokok. Para ahli tersebut, di antaranya
Melville J. Herskovits yang menyampaikan empat unsur pokok kebudayaan, yaitu
alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga, dan kekuasaan politik.
Sementara itu Bronislaw Malinowski
menyebut unsur-unsur pokok kebudayaan sebagai berikut:
· Sistem norma yang memungkinkan kerja
sama antaranggota masyarakat sebagai upaya menguasai alam sekitarnya.
· Organisasi ekonomi. Alat-alat dan lembaga
atau petugas pendidikan, termasuk keluarga sebagai lembaga pendidikan yang
utama.
· Organisasi kekuatan.
Adapun C.
Kluckhohn dalam karyanya Universals Categories of Culture memaparkan ada tujuh
unsur kebudayaan yang dianggap cultural universals, yaitu sebagai berikut
1. Sistem kepercayaan (sistem religi).
Setiap masyarakat memiliki keyakinan terhadap hal-hal bersifat religi,
bahkan pada masyarakat atheis (tidak percaya adanya Tuhan) sekali pun.
2. Sistem pengetahuan.
Setiap masyarakat mempunyai sistem pengetahuan yang mungkin
berbeda-beda pada setiap masyarakatnya.
3. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia.
Setiap masyarakat juga memiliki pakaian, perumahan, alat-alat rumah
tangga, alat-alat produksi, senjata, dan sebagainya.
4. Mata pencaharian dan sistem-sistem
ekonomi.
Dalam masyarakat selalu ada mata pencaharian atau sistem ekonomi,
seperti pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi, dan
sebagainya.
5. Sistem kemasyarakatan.
Setiap masyarakat biasanya memiliki kemasyarakatan, di antaranya,
sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, dan sistem pekawinan.
6. Bahasa, baik lisan maupun tulisan.
Masyarakat mana yang tidak memiliki bahasa? Tentunya tidak ada
masyarakat yang tidak memiliki bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan.
7. Kesenian, baik seni rupa, seni suara,
maupun seni lainnya.
Setiap masyarakat mempunyai berbagai macam seni yang tentunya berbeda
dengan masyarakat lainnya.
Selain unsur di atas, para hali mengemukakan unsur budaya sebagai
berikut:
Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok,
yaitu:
· alat-alat teknologi
· sistem ekonomi
· keluarga
· kekuasaan politik
Bronislaw
Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
· Sistem norma sosial yang memungkinkan
kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam
sekelilingnya
· Organisasi ekonomi
· Alat-alat dan lembaga-lembaga atau
petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
· Organisasi kekuatan (politik)
F.
WUJUD KEBUDAYAAN
Menurut
dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud, yaitu:
1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran
manusia
Wujud ini disebut system budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat,
dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya, atau dengan perkataan
lain, dalam alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup.
2. Kompleks aktivitas
Berupa
aktivitas manusia yang saling berinteraksi, sifat kongkret, dan diamati atau
diobservasi.
3. Wujud sebagai benda
Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai
penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya.
G. ORIENTASI NILAI BUDAYA
Kebudayaan
sebagai karya manusia memiliki system nilai. Menurut C.Kluckom dalam karyanya
system nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal
menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu :
1. Hakekat Hidup Manusia (MH)
Hakekat hidup manusia untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstrem,
ada yang berusaha untuk memadamkan hidup, ada pula yang dengan pola pola
kelakuan tertentu menganggap hidup sebagai suatu hal yang baik.
2. Hakekat karya manusia (MK)
Setiap kebudayaan sejatinya memiliki hakekat yang berbeda beda.
Diantaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup.karya
memberikan kedudukan atau kehormatan. Karya merupakan gerak hidup untuk
membentuk karya yang berikutnya.
3. Hakekat waktu manusia (MW)
Hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda, ada yang berpandangan
mementingkan orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini
atau masa yang akan datang.
4. Hakekat alam manusia (MA)
Ada kebudayaan yang menganggap manusia sering mengeksploitasi alam, dan
ada pula kebudayaan yang menganggap manusia sebagai pemelihara alam.
5. Hakekat hubungan manusia (MN)
Dalam hal ini yang dipentingkan adalah hubungan antara manusia dengan
manusia, baik secara horizontal (sesamanya) maupun secara vertical (orientasi
kepada tokoh-tokoh). Ada pula yang berpandangan individualis.
https://www.dropbox.com/s/i5383ncrfvokz7h/Ilmu%20budaya%20dasar.pptx?dl=0
https://www.dropbox.com/s/i5383ncrfvokz7h/Ilmu%20budaya%20dasar.pptx?dl=0