Makalah
Ilmu Budaya Dasar
“Mudik Tahunan Indonesia”

Dibuat Oleh :
Muhammad Ferial Fahlevi (54415597)
Kelas 1IA08
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Dosen : Edi Fakhri
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyusun Tugas Ilmu Budaya Dasar ini dengan baik dan tepat
waktu.
Seperti yang kita ketahui, mudik
sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Indonesia (Muslim) ketika lebaran tiba,
yang diadakan setahun sekali.
Tugas ini saya buat untuk memberikan penjelasan tentang tradisi mudik, sebab
akibat mudik dan beberapa tradisi pengikutnya.
Saya menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam menyusun makalah ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat saya harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Saya
mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, Bapak Edi
Fakhri.
Atas perhatian dan waktu Bapak,
saya sampaikan banyak terima kasih.
Depok,
31 Juli 2016
Mudik Tahunan Indonesia
A.
Pengertian Mudik
Kata
“mudik” punya arti naik yang dapat dimaknai secara spiritual, yakni upaya
menaikkan spiritualitas kita agar lebih tinggi lagi setelah sekian waktu berada
dalam kehidupan metropolitan dan kehilangan spiritualitas, karena dipenuhi
persaingan dan pola hidup materialistik. Secara psikologis, mudik memberi
sumber kekuatan mental baru.
Mudik merupakan istilah yang
digunakan oleh orang-orang Jawa, yang kemudian menjadi populer ditelinga
masyarakat Indonesia. Istilah ini berasal dari kata “udik” yang berarti arah
hulu sungai, pegunungan, atau kampung/desa. Orang yang pulang ke kampung
disebut “me-udik”, yang kemudian dipersingkat menjadi mudik.
B. Dampak Mudik
a.
Dampak Positif
Dampak positif dari tradisi mudik
yaitu dapat menjalin silahturahmi dengan keluarga dan saudara-saudara kita yang
jarang kita temui . Dampak positif lainya dari aspek ekonomi, yaitu masuknya
devisa dari luar negeri dalam jumlah yang cukup besar dari TKI di luar negeri
yang hijrah kembali ke kampung halamannya masing-masing. Di samping itu juga
makin luasnya peredaran uang dari daerah perkotaan ke daerah pedesaan sehingga
menambah semarak di desa-desa.
b.
Dampak Negatif
Dampak negatif dari tradisi mudik yaitu sering terjadi kemacetan di saat
musimnya tradisi mudik karena banyaknya masyarakat yang menggunakan kendaraan
pribadi, sampai-sampai banyak kecelakaan saat musim mudik. Paling banyak korban
menggunakan sepeda motor, hal ini sering terjadi karena faktor sang pengemudi
kelelahan/mengantuk atau pun terlalu banyak muatan yang di bawa saat berkendara.
Dan dampak dari sisi sosiologinya adalah mudik sebagai sarana untuk Urbanisasi,
karena mereka yang dari daerah berasumsi bahwa di kota besar mereka akan mudah
mendapatkan perkerjaan. Hal ini menimbulkan tidak meratanya pembangunan, karena
hanya terkonsentrasi ke kota-kota besar saja.
C. Fenomena Mudik
Fenomena mudik selalu terjadi setiap tahun menjelang
Idul Fitri. Hal itu juga terjadi di Cina, menjelang Imlek, dan beberapa Negara
ketika menjelang Natal. Mobilitas penduduk, pada saat-saat itu seperti
meningkat pesat. Di Indonesia, terjadi arus luar biasa setiap tahun menjelang Idul
Fitri, khususnya dari Jakarta ke seantero Indonesia.
Inilah sebuah fenomena yang terjadi setiap tahun, yang
selalu luput dari penyelesaian. Pada akhirnya mudik menjadi hal yang
membahagiakan tujuannya dan penderitaan fisik pada kenyataannya karena hal-hal
yang dilalui oleh pemudik.
Mudik juga bisa menjadi semacam terapi yang menguatkan
hubungan kekeluargaan. Dalam aspek psikologis, mudik akan membangkitkan
kesegaran dan tenaga baru bila mereka kembali bekerja di kota. Oleh karena itu
mudik Lebaran, selain menjadi tradisi tahunan, juga memiliki efek perbaikan
hidup atau terapi untuk rasa kehilangan bagi mereka yang hidup jauh dari orang
tua dan keluarga.
Kesimpulan
Tradisi mudik yang menjadi ciri khas kaum muslim bagi
masyarakat Indonesia menjelang hari kemenangan tidak sepenuhnya berjalan sesuai
yang diharapkan karena beberpa hal yang dapat menyebabkan hal yang tidak
diinginkan seperti kecelakaan, kondisi tubuh yang tidak baik dan keadaan
ekonomi yang tersedak.
Mudik atau pulang ke kampung halaman akan lebih baik
dilakukan dengan memperhatikan beberapa factor internal seperti kondisi
ekonomi, kesehatan keluarga dan kesiapan fisik juga factor external yaitu
kondisi jalan dan jarak yang akan ditempuh.
Saran
Bertemu keluarga saat hari kemenangan memang hal yang
sangat menyenangkan namun, tetap harus bisa memprioritaskan hal yang memang
seharusnya diprioritaskan. Kesehatan dan keutuhan keluarga lebih penting
daripada keinginan yang besar tanpa memperhatikan keadaan sekitar. Mudik dengan
kondisi dan keadaan yang baik sangat sangat diperlukan.