Makalah
Ilmu Budaya Dasar
“Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan”
![]() |
Disusun oleh:
Muhammad Ferial Fahlevi (54415597)
Kelas 1IA08
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
Mata Kuliah: Ilmu
Budaya Dasar
Dosen: Edi Fakhri
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur
kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa, karena atas berkat dan limpahan
rahmatnyalah maka saya dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan.
Berikut ini saya
menyusun makalah tentang “Merumuskan Nilai-Nilai Budaya yang Menjadi Keunggulan
Bangsa Indonesai” yang diambil dari buku Karya Koentjaraningrat yang berjudul
Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan.
Melalui kata pengantar ini saya lebih
dahulu meminta maaf bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan
yang saya buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini
dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini
sehingga dapat memberikan manfaat.
Bekasi,
13 April 2016
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
Budaya adalah sistem yang kompleks perilaku,
nilai-nilai, keyakinan, tradisi dan artefak, yang ditularkan melalui generasi.
Mari kita menemukan makna budaya, dan signifikansi dalam kehidupan individu dan
masyarakat.
Tanpa budaya, dan kebebasan relatif menyiratkan,
masyarakat, bahkan ketika sempurna, tapi hutan. Inilah sebabnya mengapa setiap
ciptaan otentik adalah hadiah untuk masa depan. ~ Albert Camus
Budaya adalah pola belajar perilaku, dan merupakan
cara di mana seseorang hidup hidupnya. Ini merupakan bagian integral dari
setiap masyarakat, dan menciptakan rasa memiliki dan kebersamaan di antara
warga masyarakat tersebut. Budaya meliputi berbagai aspek komunikasi, sikap,
etika, keyakinan, nilai-nilai, adat istiadat, norma, makanan, seni, perhiasan,
gaya pakaian, dll Setiap masyarakat memiliki budaya yang berbeda, yang
memberikan identitas dan keunikan.
Terlepas dari keragaman budaya yang luas, ada
unsur-unsur tertentu dari kebudayaan yang bersifat universal. Mereka dikenal
sebagai universal budaya, yang terdiri dari ciri-ciri perilaku tertentu dan
pola yang dimiliki oleh semua budaya di seluruh dunia. Misalnya,
mengklasifikasi hubungan, memiliki beberapa bentuk seni dan musik, penggunaan
perhiasan, mengelompokkan orang sesuai dengan jenis kelamin dan usia, dll, yang
umum di semua budaya di dunia.
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
A. Pengertian Budaya
Kata Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta,
Budhayah, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama
dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya
seni.Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari
diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara
genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang
berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa
budaya itu dipelajari.
Dengan demikian budaya dapat diartikan hal-hal yang
bersangkutan dengan akal dan cara hidup yang selalu berubah dan berkembang dari
waktu ke waktu. Ada pendapat lain yang mengupas kata budaya sebagai suatu
perkembangan dari kata majemuk budi-daya yang berarti daya dari budi.
B. Pengertian Kebudayaan
Dalam hal ini, Prof. Dr. Koentjoroningrat
mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan
hasil karya manusiadalam rangka kehidupanbermasyarakat yang dijadikan milik
diri manusia dengan belajar. Hal tersebut berarti bahwa hampir seluruh tindakan
manusia adalah kebudayaan karena hanya sedikit tindakan manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang tak perlu dibiasakan dengan belajar, seperti tindakan
naluri, refleks, beberapa tindakanakibat proses fisiologi, atau kelakuan
apabila ia sedang membabi buta. Bahkan tidankan manusia yang merupakan
kemampuan naluri yang terbawa oleh makhluk manusia dalamgennya bersamanya
(seperti makan, minum, atau berjalan), juga dirombak olehnya menjadi tindakan
yang berkebudayaan.
Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah
budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni
alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup
manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan
penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya
bersifat tertib dan damai.
Malinowski menyebutkan bahwa kebudayaan pada
prinsipnya berdasarkan atas berbagai system kebutuhan manusia. Tiap tingkat
kebutuhan itu menghadirkan corak budaya yang khas. Misalnya, guna memenuhi
kebutuhan manusia akan keselamatannya maka timbul kebudayaan yang berupa
perlindungan, yakni seperangkat budaya dalam bentuk tertentu, seperti lembaga
kemasyarakatan.
E.B Taylor (1873:30) dalam bukunya Primitive Culture
kebudayaan adalah suatu satu kesatuan atau jalinan kompleks, yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, susila, hokum, adat-istiadat dan
kesanggupan-kesanggupan lain yang diperoleh seseorang sebagai anggota
masyarakat.
C. Perbedaan Budaya dan Kebudayaan
Dari tulisan di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan
antara budaya dan kebudayaan adalah bahwa budaya itu merupakan cipta, rasa dan
karsa suatu masyarakat, sedangkan kebudayaan merupakan hasil dari cipta, rasa
dan karsa masyarakat tersebut.
D. Hubungan Budaya, Kebudayaan dan Sejarah
Sudah jelas dan pasti bahwa budaya atau kebudayaan itu
memiliki sejarah sebagaimana ilmu-ilmu yang lain. Budaya dan kebudayaan
merupakan salah satu ruang lingkup sejarah. Tanpa ada sejarah budaya atau
kebudayaan, maka kita tidak akan tahu asal atau awal mula muncul dan
perkembangannya. Misalnya saja, sejarah budaya Hindu dan Budha di Indonesia
atau sejarah budaya Islam di Indonesia. Dengan melihat atau membaca sejarah,
maka kita jadi tahu bagaimana sebuah kebudayaan Hindhu-Budha, Islam, Kristen
dll berkembang di Indonesia. Jadi sejarah dan budaya atau kebudayaan itu sangat
berkaitan dan penting untuk dipelajari agar kita tahu mana yang benar-benar
budaya asli bangsa Indonesia, dan mana yang campuran (akulturasi/asimilasi). Begitupun
juga dengan sejarah budaya atau kebudayaan bangsa lain, tak ada salahnya untuk
kita baca sejarahnya.
BAB III
KESIMPULAN
Buku Koentjaraningrat ini diakhiri dengan membedakan
antara agama, religi, dan kepercayaan. Ia menggunakan istilah religi untuk
istilah agama. Karena menurutnya, memakai istilah religi adalah netral dan
menghindari istilah agama yang bukan merupakan bagian dari kebudayaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar